Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengtakan, pemerintah tengah menyiapkan berbagai keperluan untuk melelang Blok East Natuna. Untuk diketahui, kontrak Chevron Indonesia Company sebagai operator blok terebut akan habis pada 2018. Oleh sebab itu, pemerintah harus segera melakukan lelang agar Blok East Kalimantan bisa terus beroperasi. "Makanya harus dilelang secepatnya. Tidak ada waktu kita untuk tidak melelang secepatnya," kata Arcandra,Minggu (24/9/2017).
Untut diketahui, Blok East Kalimantan yang saat ini dikelola oleh Chevron Indonesia Company, akan habis masa kontraknya pada 2018. Oleh pemerintah, blok tersebut sebenarnya ditawarkan ke Pertamina. Namun perusahaan pelat merah itu menolak karena dianggap kurang ekonomis. Antara lain karena adanya biaya pemulihan lahan tambang atau Abandonment and Site Restoration (ASR).
Selain Blok East Kalimantan, tujuh blok terminasi lainnya yang diserahkan pemerintah ke Pertamina adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga, Blok South East Sumatera (SES), Blok NSO, Blok B dan Blok Tengah.
Dikembalikan
Chevron Indonesia Company (CICO) memutuskan tidak memperpanjang kontrak production sharing contract (PSC) pengelolaan Blok East Kalimantan (EKAL). Chevron Indonesia Company tidak mengajukan perpanjangan PSC EKAL dan akan mengembalikan aset tersebut kepada pemerintah Indonesia pada 24 Oktober 2018.
Keputusan ini tidak mempengaruhi komitmen Chevron untuk meneruskan sejarah 90 tahun kemitraan di Indonesia atau menjalankan proyek-proyek strategis seperti proyek Indonesia Deepwater Development (IDD).
Chevron melalui anak perusahannya, Chevron Indonesia Company telah mengelola Blok East Kalimantan (EKAL) dan menyediakan suplai gas yang berkelanjutan kepada aset strategis Indonesia termasuk Kilang LNG Bontang dan Kilang Balikpapan, Agen Poker Online.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments